-->
Aku berjalan menyusuri koridor kampus sedikit terburu-buru memang. Ya ! semenjak mengikuti sebuah organisasi di kampus aku selalu tampak seperti orang sibuk. Mempunyai banyak teman dan jaringan yang membuat isi otakpun berubah-ubah
Aku berjalan menyusuri koridor kampus sedikit terburu-buru memang. Ya ! semenjak mengikuti sebuah organisasi di kampus aku selalu tampak seperti orang sibuk. Mempunyai banyak teman dan jaringan yang membuat isi otakpun berubah-ubah
Mahasiiswi
semester 3 di fakultas Teknik Informatika pada sebuah universitaas favorit di
kota Medan dan hanya aku “Salsa” panggilan sehari-hari Chaca memakai kerudung
dan pakaian tertutup. Aku yang semula bangga menjadi seorang muslimah sedikit
terusik dengan adanya modernisasi dan globalisasi ini.
Di
Organisasi Kampus tersebut khususnya organisasi membaca dan menulis disana juga
menerbitkan majalah / bulannya dan aku menjabat sebagai reporter. Disana aku
juga merasa kurang nyaman dengan gaya penampilanku dan sekitarku juga demikian
sepertinya. Oh ! apakah ini godaan syaitan ?. atau aku salah dalam memilih
sebuah universitas, salah dalam memilih jalan hidup.
“Cha,
ikut gue yuk” Finny menarik tanganku dan sedikit berlari sesekali melihat jam
tangan.
“mau
kemana fin ?” dia tetap melihat kedepan dan sama sekali tidak mengubris
pertanyaanku, sebel !
Menyusuri
jalanan kampus, masuk ke sebuah ruangan dan ….
“nah
! kita udah nyampai ni cha” Finny temanku dari semester 1 adalah perempuan yang
kental akan dunia mode, pernah juga bercita-cita sebagai model, model iklan,
majalah apapun itu. Sayangnya
cita-citanya yang sedari SMP itu katanya sih gagal maning gara-gara selalu
grogi apabila harus berlenggak-lenggok diatas catwalk, waduh !
Mataku
liar menyapu setiap sudut ruangan, tak terkecuali para komunitasnya. Aku
seperti mengenali ini semua serasa de’javu aja, hehehe
“inikan
lapangan Basket, ngapain kesini?” aku menarik-narik kemeja Finny, yang ditarik
marah celengukan
“Chaca
sayang…. Ya kita mau nonton pertandingan basketlah emang kamu mau apa jadi
cheerleaders, tu !” Finny menunjuk kearah sekumpulan cewek yang
berlenggak-lenggok menyanyikan yel-yel, bagiku semuanya kelihatan norak dengan
mengumbar aurat seperti itu apa itu yang dinamakan gaul ? Nauzubillah.
“aku
juga mau lihat perfomancenya seseorang nih !, hihihihihi” Finny tersipu malu
dan menyandarkan kepalanya di pundakku, jari-jarinya dimainkan dan tersenyum
sendiri. Tampaknya ada yang lagi kasmaran ni???
“gila
ya?”
“enak
aja ! Finny mau lihat performance nya Rio kapten basketnya fakultas kita” Finny
menunjuk salah satu dari serumunan cowok-cowok yang lagi latihan basket. Wah !
“hahahah,
selera kamu maah bagus ya. Rambut keriting, item. Upssss ! tapi kita harus
mensyukurinya itukan ciptaan Allah.” Finny terdiam diamatinya lagi, lagi dan
lagi.
“Itu
Mamen tau, maksud gue tuh yang itu loh si Rio”
Subhanallah
! baru sekali ini aku melihat laki-laki yang begitu waaah, dalam sekali
pandangan aku langsung takjub nih ! udah ah pandangan pertamakan emang ga salah.
Gak mau ah, gak mau lepasin nih pandangan dari dia.
“kenapa
lu cha ? naksir ?” Finny memicingklan matanya, menatapku sinis.
“ga
ah” jawabku kalem, menyembunyikan ketakjubanku.
“elu
jangan coba-coba ya cha ! dia itu milik Finny, Cuma buat Finny”
“emang
udah jadian ya kalian?” aku memutar otakku 360 derajat, aku takut aku suka pada
cowok yang bernama Rio itu.
“belum
sih ! masih PDKT , tapi kalo lo mau gak apa-apa kok gue gak takut. Penampilan
lo yang gini aja gak mungkin Rio suka” Finny mencibir
Aku
langsung terperanjat, pasang tampang berwibawa dan
“eh,
hati-hati kalau bicara kawan, ini adalah penampilan yang perfect bagi wanita
muslimah. Inilah penampilan dan cara
berpakain yang dianjurkan nabi. Kalau kamu bilang begitu sama aja kamu merendahkan
agama sendiri, samapeyan muslim to?”
“oke…oke…
gue minta maaf. Kalau gini mah susah gue mau jawab apa” Finny cekikikan lagi
*************************************************************************
“Assalamualaikum
akhwat, semoga malam ini kita selalu dalam naungan kasih sayang Allah. Sa,
kemarin saya ada rezeki, ternyata saya diterima jadi tim redaksi di sebuah
majalah anak muslim”
Sms
dari Mahmud, teman seperjuanganku. Bedanya Mahmud mahasiswa semester 5,
fakultasnya juga beda yaitu dibidang filsafah.
“Waalaikumsalam
akhii, Alhamdulillah. Semoga dengan ini semua akhi banyak-banyak bersyukur.
Amiin.”
‘Ukhti
Salsa, terima kasih ukhti. Ukhti adalah teman yang begitu baik, semoga kita
selalu sejalan dan selalu beriringan. Amiiin”
“amiin
ya akhi” waaaah ! maksudnya apa?? Selalu sejalan dan selalu beriringan. Uppps !
jangan negative thingkink Chaca,hahahaha. Selama ini Mahmudkan juga teman yang
selalu perhatian dan pengertian, selalu curhat meski tak pernah mencakup urusan
pribadi apalagi masalah hati.
“Akhii,
bolehkan aku bertanya sesuatu ?”
“Silahkan
ukhti”
“besok
pagi ditempat biasa”
***************************************************************************
Finny
menatapku dengan tatapan kerangnya, matanya mencolok kedalam seperti mau makan
orang. Dia menarikku lagi tapi bukan kelapangan basket tapi ke tempat sunyi dan
sepi. Mau ngapain ??
“kenapa
sih ?” aku heran dan dahi ku menciptakan 4 kerutan, beuuuh
“gak
usah sok bego, lo main belakang gua kan ?”
“maksud
kamu apasih ?”
“alahhh,
semalam Rio nanyain lo ke gue dia nanyainnya banyak kali sampe ke nomer hape, a gue bilang aja gue gak punya, dia kok bisa
kegitu ya?”
“ya…..manakutahu.
aku juga bingung nih. Haaa, terus kok nyalahin aku sih?”
“sal,
waiting u”, sms Mahmud
“wahhh…fin
aku harus pergi nih ada janji yang pastinya bukan sama cowok idaman kamu tu,
dadahhhh..bubay.” lho ? kok aku jadi lebay gini sih ? akhwat kok lebay?
************************************************************************
“Lama
ya? Maaf tadi ada urusan sebentar”
“enggak
apa-apa kok sa”
Latar
yang sedari tadi dirahasiakan ini adalah tempat strategis yang tidak akan
menimbulkan fitnah, bukan di WC ataupun dikolong meja melainkan dibangku semen
tepat didepannya banya sekali orang berlalu lalang dan disamping bangku sem,en
tersebut ada si Badu temannya Mahmud berjaga-jaga.
“salah
gak kalau perempuan jatuh cinta? Tanpa basa-basi aku langsung melontarkan
pertanyaan yang sama-sekali gak terpikirkan oleh Mahmud. Raut wajahnya berubah.
“Tidak
salah karena kita diciptakan dengan hati, tapi tergantung individunya
sendiri apakah bisa dia memanage cinta
sesuai dengasn syariat Islam atau tidak, kenapa sa ? lagi jatuh cinta”
“makasih
ya atas penjelasannya, gak kok ! Cuma sekedar suka aja ama seseorang”
Air
muka Mahmud berubah, dia tampaknya gelisah dan aku sama sekali tidak tahu
maksudnya
“apa
Mahmud boleh tahu? Siapakah orangnya ?”
“mungkin
ini orang yang sama sekali gak sa harapkan, dia anak basket mud” aku berlalu
dengan meninggalkan tanda Tanya yang membingungkan bagi Mahmud.
**********************************************************************
Semakin
hari aku semakin dekat dengan Rio, dan Finny merelakan kalau Rio memang gak
suka sama dia. Tapii meskipun begitu aku merasa hampa, ada yang kosong disini,
dihati ini. ternyata dia adalah Mahmud, makin hari mahmud semakin menjauh,
hampir tak ada kabar lagi darinya tiap kali aku mendekat dia menjauh, aku sms
gak pernah dibalas.
Sampai
pada waktu dimana aku dan Rio bener-bener deket.
“Cha,
aku boleh bilang sesuatu?” Rio menatapku dalam-dalam, wah ! mata itu kan salah
satu panahnya syaitan. Astagfirullah ! aku memalingkan tatapanku
“boleh”
jawabku singkat
“Aku
suka kamu Cha, aku mau kamu jadi pacar aku. Tapi ! aku kurang serrr dengan
penampilan kamu, tapi jangan khawatir cha, aku bisa kok make-over kamu jadi
cewek yang aku idam-idamkan”
“maksut
kamu apa?”
“aku
gak suka liat cewek tertutup dan berjilbab, aku juga gak tahu kenapa aku bisa langsung
tertarik pas ngeliat kamu, Aku langsung jatuh cinta”
”cinta
itu apa adanya Rio, dan inilah jati diri aku sesungguhnnya sebagai wanita
muslimah” aku berlalu, dan dia duduk terpaku mematung. Aku gak tahu kenapa aku
biasa meneteskan airmata seperti ini. aku benar-benar terluka.
Apakah
aku terluka dengan kata-kata Rio tadi, atau aku terluka karena perasaan suka
ini, atau dialah Mahmud.
ketika jati diri ini mulai runtuh ? ataukah …… karena ada sesosok
jiwa yang menghilang,