Dialah, Mahmud - akuiki
Baru Update
Loading...

Dialah, Mahmud

-->
            
cerpen
   Aku berjalan menyusuri koridor kampus  sedikit terburu-buru memang. Ya ! semenjak mengikuti sebuah organisasi di kampus  aku selalu tampak seperti orang sibuk. Mempunyai banyak teman dan jaringan yang membuat isi otakpun berubah-ubah  
                Mahasiiswi semester 3 di fakultas Teknik Informatika pada sebuah universitaas favorit di kota Medan dan hanya aku “Salsa” panggilan sehari-hari Chaca memakai kerudung dan pakaian tertutup. Aku yang semula bangga menjadi seorang muslimah sedikit terusik dengan adanya modernisasi dan globalisasi ini.
                Di Organisasi Kampus tersebut khususnya organisasi membaca dan menulis disana juga menerbitkan majalah / bulannya dan aku menjabat sebagai reporter. Disana aku juga merasa kurang nyaman dengan gaya penampilanku dan sekitarku juga demikian sepertinya. Oh ! apakah ini godaan syaitan ?. atau aku salah dalam memilih sebuah universitas, salah dalam memilih jalan hidup.
                “Cha, ikut gue yuk” Finny menarik tanganku dan sedikit berlari sesekali melihat jam tangan.
                “mau kemana fin ?” dia tetap melihat kedepan dan sama sekali tidak mengubris pertanyaanku, sebel !
                Menyusuri jalanan kampus, masuk ke sebuah ruangan dan ….
                “nah ! kita udah nyampai ni cha” Finny temanku dari semester 1 adalah perempuan yang kental akan dunia mode, pernah juga bercita-cita sebagai model, model iklan, majalah  apapun itu. Sayangnya cita-citanya yang sedari SMP itu katanya sih gagal maning gara-gara selalu grogi apabila harus berlenggak-lenggok diatas catwalk, waduh !
                Mataku liar menyapu setiap sudut ruangan, tak terkecuali para komunitasnya. Aku seperti mengenali ini semua serasa de’javu aja, hehehe
                “inikan lapangan Basket, ngapain kesini?” aku menarik-narik kemeja Finny, yang ditarik marah celengukan
                “Chaca sayang…. Ya kita mau nonton pertandingan basketlah emang kamu mau apa jadi cheerleaders, tu !” Finny menunjuk kearah sekumpulan cewek yang berlenggak-lenggok menyanyikan yel-yel, bagiku semuanya kelihatan norak dengan mengumbar aurat seperti itu apa itu yang dinamakan gaul ? Nauzubillah.
                “aku juga mau lihat perfomancenya seseorang nih !, hihihihihi” Finny tersipu malu dan menyandarkan kepalanya di pundakku, jari-jarinya dimainkan dan tersenyum sendiri. Tampaknya ada yang lagi kasmaran ni???
                “gila ya?”
                “enak aja ! Finny mau lihat performance nya Rio kapten basketnya fakultas kita” Finny menunjuk salah satu dari serumunan cowok-cowok yang lagi latihan basket. Wah !
                “hahahah, selera kamu maah bagus ya. Rambut keriting, item. Upssss ! tapi kita harus mensyukurinya itukan ciptaan Allah.” Finny terdiam diamatinya lagi, lagi dan lagi.
                “Itu Mamen tau, maksud gue tuh yang itu loh si Rio”
                Subhanallah ! baru sekali ini aku melihat laki-laki yang begitu waaah, dalam sekali pandangan aku langsung takjub nih ! udah ah pandangan pertamakan emang ga salah. Gak mau ah, gak mau lepasin nih pandangan dari dia.
                “kenapa lu cha ? naksir ?” Finny memicingklan matanya, menatapku sinis.
                “ga ah” jawabku kalem, menyembunyikan ketakjubanku.
                “elu jangan coba-coba ya cha ! dia itu milik Finny, Cuma buat Finny”
                “emang udah jadian ya kalian?” aku memutar otakku 360 derajat, aku takut aku suka pada cowok yang bernama Rio itu.
                “belum sih ! masih PDKT , tapi kalo lo mau gak apa-apa kok gue gak takut. Penampilan lo yang gini aja gak mungkin Rio suka” Finny mencibir
                Aku langsung terperanjat, pasang tampang berwibawa dan
                “eh, hati-hati kalau bicara kawan, ini adalah penampilan yang perfect bagi wanita muslimah. Inilah penampilan dan  cara berpakain yang dianjurkan nabi. Kalau kamu bilang begitu sama aja kamu merendahkan agama sendiri, samapeyan muslim to?”
                “oke…oke… gue minta maaf. Kalau gini mah susah gue mau jawab apa” Finny cekikikan lagi

                *************************************************************************

                “Assalamualaikum akhwat, semoga malam ini kita selalu dalam naungan kasih sayang Allah. Sa, kemarin saya ada rezeki, ternyata saya diterima jadi tim redaksi di sebuah majalah anak muslim”
                Sms dari Mahmud, teman seperjuanganku. Bedanya Mahmud mahasiswa semester 5, fakultasnya juga beda yaitu dibidang filsafah.
                “Waalaikumsalam akhii, Alhamdulillah. Semoga dengan ini semua akhi banyak-banyak bersyukur. Amiin.”
                ‘Ukhti Salsa, terima kasih ukhti. Ukhti adalah teman yang begitu baik, semoga kita selalu sejalan dan selalu beriringan. Amiiin”
                “amiin ya akhi” waaaah ! maksudnya apa?? Selalu sejalan dan selalu beriringan. Uppps ! jangan negative thingkink Chaca,hahahaha. Selama ini Mahmudkan juga teman yang selalu perhatian dan pengertian, selalu curhat meski tak pernah mencakup urusan pribadi apalagi masalah hati.
                “Akhii, bolehkan aku bertanya sesuatu ?”
                “Silahkan ukhti”
                “besok pagi ditempat biasa”
               
                ***************************************************************************
                Finny menatapku dengan tatapan kerangnya, matanya mencolok kedalam seperti mau makan orang. Dia menarikku lagi tapi bukan kelapangan basket tapi ke tempat sunyi dan sepi. Mau ngapain ??
                “kenapa sih ?” aku heran dan dahi ku menciptakan 4 kerutan, beuuuh
                “gak usah sok bego, lo main belakang gua kan ?”
                “maksud kamu apasih ?”
                “alahhh, semalam Rio nanyain lo ke gue dia nanyainnya banyak kali sampe ke nomer hape,  a gue bilang aja gue gak punya, dia kok bisa kegitu ya?”
                “ya…..manakutahu. aku juga bingung nih. Haaa, terus kok nyalahin aku sih?”
                “sal, waiting u”, sms Mahmud
                “wahhh…fin aku harus pergi nih ada janji yang pastinya bukan sama cowok idaman kamu tu, dadahhhh..bubay.” lho ? kok aku jadi lebay gini sih ? akhwat kok lebay?
               
                ************************************************************************
                “Lama ya? Maaf tadi ada urusan sebentar”
                “enggak apa-apa kok sa”
                Latar yang sedari tadi dirahasiakan ini adalah tempat strategis yang tidak akan menimbulkan fitnah, bukan di WC ataupun dikolong meja melainkan dibangku semen tepat didepannya banya sekali orang berlalu lalang dan disamping bangku sem,en tersebut ada si Badu temannya Mahmud berjaga-jaga.
                “salah gak kalau perempuan jatuh cinta? Tanpa basa-basi aku langsung melontarkan pertanyaan yang sama-sekali gak terpikirkan oleh Mahmud. Raut wajahnya berubah.
                “Tidak salah karena kita diciptakan dengan hati, tapi tergantung individunya sendiri  apakah bisa dia memanage cinta sesuai dengasn syariat Islam atau tidak, kenapa sa ? lagi jatuh cinta”
                “makasih ya atas penjelasannya, gak kok ! Cuma sekedar suka aja ama seseorang”
                Air muka Mahmud berubah, dia tampaknya gelisah dan aku sama sekali tidak tahu maksudnya
                “apa Mahmud boleh tahu? Siapakah orangnya ?”
                “mungkin ini orang yang sama sekali gak sa harapkan, dia anak basket mud” aku berlalu dengan meninggalkan tanda Tanya yang membingungkan bagi Mahmud.

                **********************************************************************
                Semakin hari aku semakin dekat dengan Rio, dan Finny merelakan kalau Rio memang gak suka sama dia. Tapii meskipun begitu aku merasa hampa, ada yang kosong disini, dihati ini. ternyata dia adalah Mahmud, makin hari mahmud semakin menjauh, hampir tak ada kabar lagi darinya tiap kali aku mendekat dia menjauh, aku sms gak pernah dibalas.
                Sampai pada waktu dimana aku dan Rio bener-bener deket.
                “Cha, aku boleh bilang sesuatu?” Rio menatapku dalam-dalam, wah ! mata itu kan salah satu panahnya syaitan. Astagfirullah ! aku memalingkan tatapanku
                “boleh” jawabku singkat
                “Aku suka kamu Cha, aku mau kamu jadi pacar aku. Tapi ! aku kurang serrr dengan penampilan kamu, tapi jangan khawatir cha, aku bisa kok make-over kamu jadi cewek yang aku idam-idamkan”
                “maksut kamu apa?”
                “aku gak suka liat cewek tertutup dan berjilbab, aku juga gak tahu kenapa aku bisa langsung tertarik pas ngeliat kamu, Aku langsung jatuh cinta”
                ”cinta itu apa adanya Rio, dan inilah jati diri aku sesungguhnnya sebagai wanita muslimah” aku berlalu, dan dia duduk terpaku mematung. Aku gak tahu kenapa aku biasa meneteskan airmata seperti ini. aku benar-benar terluka.
                Apakah aku terluka dengan kata-kata Rio tadi, atau aku terluka karena perasaan suka ini, atau dialah Mahmud.
ketika jati diri ini mulai runtuh ? ataukah …… karena ada sesosok jiwa yang menghilang,

Bagikan ini ke Teman Kamu

Add your opinion
Disqus comments
Notification
Belum ada info guys..
Done