Akuiki.com - Don’t judge a book by a
cover. Pernyataan
tersebut ternyata ada benarnya juga. Walaupun sesuatu memang yang dilihat
pertama kali adalah covernya. Sama halnya dengan dunia perfilman. Orang akan
tertarik untuk menonton jika sudah tertarik terlebih dahulu dengan
coverposternya atau karena judulnya.
Jika setelah Anda melihat poster film The Dreamers 2003 yang bertebaran
dimana-mana. Di dalamnya tergambar laki-laki dan perempuan dengan pakaian yang
minim alias seksi. Mungkin dari situ Anda akan berpikiran bahwa film tersebut
berbau pornografi. Jika Anda berpikir demikian ada baiknya Anda simak review
film The Dreamers 2003 di bawah ini.
Film ini diangkat dari sebuah novel karya Bernardo. Film ini juga termasuk film yang idealis, apalagi ditambah dengan pemeran-pemerannya yang dituntut untuk berpikir secara revolusioner. Dialognya yang disajikan agak sedikit berat dan kadangkala berbentuk pengandaian.
Film ini diangkat dari sebuah novel karya Bernardo. Film ini juga termasuk film yang idealis, apalagi ditambah dengan pemeran-pemerannya yang dituntut untuk berpikir secara revolusioner. Dialognya yang disajikan agak sedikit berat dan kadangkala berbentuk pengandaian.
Dalam film ini menceritakan tentang banyak sisi. Baik dari segi politik,
permasalahan remaja hingga dewasa, sinema dan ditambah dengan permasalahan
kakak beradik yang membuat film ini semakin rumit.
Memang harus diakui bahwa dari cerita yang dibuat oleh Bernardo ini mampu
menampilkan adegan yang asli serta mengandung nilai artistik. Meskipun begitu,
cerita yang disajikan tetap sederhana dan tanpa adanya rekayasa adegan atau
gambar. Mereka hanya bermain pada sudut pengambilan gambar yang tepat dan juga
efek pencahayaan yang membuat adegan semakin dramatis.
Review film The Dreamers 2003 ini cukup membuktikan bahwa ketiga pemeran
utama di film ini berakting secara totalitas, meskipun karakter mereka termasuk
rumit. Para tokoh juga dituntut untuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi
meskipun berakting tanpa menggunakan busana.
Khususnya aktris Eva Green yang telah tampil secara maksimal dan tidak kalah
dengan aktris ternama seperti Kate Winslet ataupun Halle Berry. Satu hal yang
menarik dari film ini adalah setelah selesai menontonnya mungkin Anda justru
akan bertanya-tanya maksud dari film ini apa. Tetapi, perlu Anda ketahui
kebanyakan film Hollywood memang sengaja mengharuskan Anda untuk berpikir
sendiri maksud dari film tersebut.
Film ini juga mengandung drama percintaan di tengah terjadinya prahara
politik. Yakni yang terjadi antara Matthew dan Isabelle. Kisah yang terjadi di
tengah maraknya protes yang dilakukan para mahasiswa terhadap permasalahan
dipecatnya Direktur Cinematheque Francaise Henri Langlois oleh Menteri
Kebudayaan Andre Malraux.
Menariknya lagi, dalam film The Dreamers 2003 para penonton diajak untuk bernostalgia bersama dengan film-film lawas yang legendaris. Sebab ketiga pemeran utamanya memiliki selera perfilman yang sama. Pecinta film ini juga akan diajak untuk ikut berpihak saat Matthew dan Theo kerap kali berdebat masalah siapa yang terhebat antara aktor Charlie Chaplin dan Buster Keaton, ataupun gitaris Eric Clapton dan Jimi Hendrix.
Pada babak baru kehidupan Matthew berjalan lebih menakjubkan lagi. Apalagi saat melihat si kembar taruhan mengenai tebak-tebakan judul sebuah film. Kejadian tersebut yaitu saat Theo tidak mampu menebak judul dari film yang diadegankan oleh Isabelle. Lalu Theo harus menerima hukuman atas kekalahannya tersebut.
Menariknya lagi, dalam film The Dreamers 2003 para penonton diajak untuk bernostalgia bersama dengan film-film lawas yang legendaris. Sebab ketiga pemeran utamanya memiliki selera perfilman yang sama. Pecinta film ini juga akan diajak untuk ikut berpihak saat Matthew dan Theo kerap kali berdebat masalah siapa yang terhebat antara aktor Charlie Chaplin dan Buster Keaton, ataupun gitaris Eric Clapton dan Jimi Hendrix.
Pada babak baru kehidupan Matthew berjalan lebih menakjubkan lagi. Apalagi saat melihat si kembar taruhan mengenai tebak-tebakan judul sebuah film. Kejadian tersebut yaitu saat Theo tidak mampu menebak judul dari film yang diadegankan oleh Isabelle. Lalu Theo harus menerima hukuman atas kekalahannya tersebut.
Di adegan tersebut lah penonton harus melihat adegan seksual yang
tergolong vulgar. Apakah adegan tersebut? Yaitu Theo harus mau bermasturbasi di
depan foto atau poster dari Marlene Dietrich. Tidak hanya sampai disitu, adegan
tersebut juga disaksikan oleh Anabelle dan Matthew.
Adegan selanjutnya yang akan membuat Anda semakin syok adalah ketika giliran Matthew dan Isabelle yang salah dalam menebak adegan yang Theo tirukan. Hukuman yang diberikan atas kesalahan tersebut adalah Theo meminta Isabelle melakukan adegan seksual dengan Matthew.
Awalnya kedua tokoh ini menolak secara terang-terangan. Meskipun pada akhirnya setelah berdiskusi Matthew menyetujuinya dan kemudian melakukan adegan bersetubuh. Adegan ini tidak disarankan untuk disebutkan pada review film The Dreamers 2003, karena hanya untuk 18 tahun ke atas.
Adegan selanjutnya yang akan membuat Anda semakin syok adalah ketika giliran Matthew dan Isabelle yang salah dalam menebak adegan yang Theo tirukan. Hukuman yang diberikan atas kesalahan tersebut adalah Theo meminta Isabelle melakukan adegan seksual dengan Matthew.
Awalnya kedua tokoh ini menolak secara terang-terangan. Meskipun pada akhirnya setelah berdiskusi Matthew menyetujuinya dan kemudian melakukan adegan bersetubuh. Adegan ini tidak disarankan untuk disebutkan pada review film The Dreamers 2003, karena hanya untuk 18 tahun ke atas.
Meskipun film ini diangkat dari sebuah novel. Tetapi tidak semua cerita
yang ada di novel garapan Bernardo Bertolucci ini diangkat kedalam film. Ada
beberapa sesi yang ceritanya disesuaikan agar filmnya tidak menyalahi etika
seni.
Jadi sesuai gambaran yang ada di review film The Dreamers 2003 ini, tidak
disarankan agar ditonton oleh segala usia. Film ini hanya boleh ditonton
pemirsa dengan usia minimal 18 tahun keatas. Karena seperti yang sudah
diceritakan diatas bahwa film ini memuat beberapa adegan seksual.